Massa menduduki gedung DPRD, Balaikota dan kantor PLN Tarakan
Sumber Media : Viva News
Aksi unjuk rasa yang dilakukan massa dari sejumlah elemen masyarakat dan mahasiswa akibat kekecewaan seringnya mati lampu di Tarakan, Kalimantan Utara, berujung ricuh. Massa menduduki tiga gedung sekaligus, yakni gedung DPRD, kantor PLN dan balaikota.
Aksi yang semula berlangsung damai tiba-tiba berubah mencekam
ketika tujuh orang anggota DPRD Tarakan yang menemui massa tak bisa
menghadirkan Walikota Tarakan Udin Hianggio.
Alasannya, waktu bersamaan Udin sedang menemui pengunjukrasa di balaikota. Bahkan, massa yang mendatangi Balaikota lebih banyak.
"Ya, kami dapat informasi bahwa keamanan Pak Wali juga
mengkhawatirkan. Jadi, beliau tidak bisa dihadirkan. Pak Wali juga
sedang menemui massa yang paling besar di Gedung Pemkot," kata Anggota
Komisi II DPRD Tarakan, Adnan Hasan Galoeng, Rabu 6 Maret 2013.
Massa mulai tak bisa dikendalikan. Mereka pun mengamuk dan membuat
kerusakan. Gedung DPRD Tarakan rusak parah di bagian Sekretariat. Para
staf yang sedang bertugas terpaksa diungsikan ke ruang komisi di bagian
belakang gedung.
Perusakan di gedung dewan berlangsung selama satu jam lebih. Massa
mengobrak-abrik gedung perwakilan rakyat itu. Mereka baru berhenti
ketika Direktur PLN Tarakan Shandika Alfiano dihadirkan dan beberapa
perwakilan masa dibawa ke dalam ruang mediasi.
Ketika mediasi sedang berlangsung di dalam gedung dewan, di luar
gedung massa kembali berulah. Pihak keamanan tak mau ambil resiko.
Polisi kemudian membawa tujuh Anggota DPRD Tarakan dan Dirut PLN Tarakan
bersama para staffnya ke kantor Pemkot Tarakan untuk melakukan mediasi
bersama Walikota.
Kepolisian sempat mengeluarkan gas air mata untuk mengendalikan
aksi massa yang mulai di luar kontrol. Akhirnya, massa bisa tenang
setelah dijanjikan solusi untuk menyelesaikan krisis listrik di Tarakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentarnya